YUsimox 500 mg adalah obat antibiotik yang mengandung Amoxicillin. Amoksisilin adalah aminopenisilin semisintetik yang menghambat langkah transpeptidasi akhir sintesis peptidoglikan di dinding sel bakteri dengan mengikat 1 atau lebih protein pengikat penisilin (PBP), sehingga menghambat biosintesis dinding sel dan akhirnya menyebabkan lisis bakteri. Obat ini digunakan untuk infeksi yang disebabkan oleh strain-strain bakteri yang peka spt Staphylococcus bukan penghasil penisilinase, Streptococcus, E.Coli, H.Influenzae, Streptococcus Pneumoniae, Streptococcus Faecalis, P.mirabilia dan N.Gonorrheae (bukan penghasil penisilinase) pada penyakit infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran genitourinari, dan gonore. Penyakit infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran genitourinari, dan gonore yang disebabkan organisme Gram positif & Gram Negatif yang peka terhadap Amoxicillin
Komposisi
Indikasi Obat
Yusimox merupakan antibiotik yang diindikasikan untuk penyakit infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi saluran pernafasan,
infeksi saluran genitourinari, dan gonore yang disebabkan organisme Gram
positif & Gram Negatif yang peka terhadap Amoxicillin.
Dosis Obat dan Aturan Pakai
PERHATIAN : Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan
intruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat
badan, dsb. Dosis yang tertera disini adalah dosis umum.
Dewasa dan Anak 20 mg/kgBB/hr : 250-500 mg.
Anak dengan BB <20 kg : 20-40 mg/kgBB dalam 2 dosis terbagi tiap 8 jam.
Infeksi berat Dosis ganda.
GO akut 2-3 g dosis tunggal.
Aturan Pakai :
Gunakanlah obat ini setelah makan.
Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
Jangan menghentikan pengobatan lebih
cepat dari yang dianjurkan dokter meskipun gejala infeksi sudah hilang.
Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan anjuran dokter dapat
membuat bakteri penyebab infeksi menjadi kebal terhadap pengobatan (resistensi antibiotik).
Kontra Indikasi dan Peringatan
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini :
Pasien hipersensitif terhadap kandungan dalam obat ini.
Penderita dengan riwayat reaksi alergi berat (misalnya
anafilaksis, sindrom Stevens-Johnson) terhadap amoksisilin atau -laktam
lainnya (misalnya penisilin, sefalosporin, karbapenem, monobaktam).
Mononukleosis menular (dicurigai atau dikonfirmasi).
Peringatan :
Informasikan kepada dokter tentang
riwayat alergi yang Anda miliki. Yusimox tidak boleh digunakan oleh
orang yang alergi terhadap amoxicillin atau obat lain yang tergolong antibiotik jenis penisilin maupun sefalosporin.
Informasikan kepada dokter jika Anda mengalami sakit tenggorokan dan pembengkakan kelenjar getah bening yang tidak membaik setelah 1–2 minggu, bahkan dengan pengobatan. Beri
tahu pula jika ada kemungkinan Anda tertular mononukleosis dari orang
sekitar.
Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda pernah atau sedang menderita leukimia limfositik, penyakit ginjal, buang air kecil berkurang, epilepsi, penyakit liver, asma, atau diare akibat penggunaan antibiotik.
Informasikan
kepada dokter jika sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang
menyusui. Beri tahu juga apabila Anda sedang menunda kehamilan dengan
pil KB, karena obat ini dapat menurunkan efektivitas pil KB.
Diskusikan
dengan dokter perihal penggunaan Yusimox jika Anda sedang menggunakan
obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk
mengantisipasi terjadinya interaksi antarobat.
Berkonsultasilah
ke dokter sebelum menjalani vaksinasi apa pun selama menggunakan
Yusimox. Kandungan amoxicillin dalam obat ini bisa menurunkan
efektivitas vaksin tertentu.
Pastikan
untuk memberi tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan Yusimox jika
direncanakan untuk menjalani operasi, termasuk operasi gigi.
Segera ke dokter jika mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah minum Yusimox.
Efek Samping
Yusimox umumnya ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, ada efek samping yang perlu diperhatikan.
Efek samping Yusimox meliputi :
Kejang
(dosis tinggi), reaksi Jarisch-Herxheimer (dalam pengobatan penyakit
Lyme), kristaluria (dosis parenteral tinggi), waktu protrombin
memanjang. Gangguan sistem darah dan limfatik: Jarang, trombositopenia,
leukopenia. Gangguan gastrointestinal: Mual, diare, muntah, perubahan
warna gigi (coklat, kuning, abu-abu) terutama pada anak-anak.
Adverse Drug Event (ADE)
Penggunaan
dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Jika terjadi
reaksi berlebihan segera konsultasikan kepada dokter.
Interaksi Obat
Hati-hati saat menggunakan Yusimox dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi antara Yusimox dengan obat-obat berikut :
Peningkatan risiko terjadinya efek samping pada kulit, misalnya ruam, jika digunakan dengan allopurinol.
Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan dengan obat pengencer darah, seperti warfarin.
Peningkatan kadar methrotexate di dalam darah sehingga meningkatkan risiko terjadinya efek samping obat tersebut.
Penurunan efektivitas pil KB dalam mencegah kehamilan.
Penurunan efektivitas vaksin bakteri hidup, seperti vaksin BCG.
Penurunan efektivitas amoxicillin dalam mengatasi infeksi bakteri jika digunakan dengan chloramphenicol, antibiotik golongan makrolid, sulfonamida, atau tetracycline.
Pengawasan Klinis
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini :
Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika pernah mengalami reaksi alergi saat mengonsumsi obat.
Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita gangguan ginjal.
Hentikan penggunaan dan kunjungi dokter Anda jika terjadi tanda-tanda alergi.
Penggunaan pada ibu hamil sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu pada dokter.
Penggunaan pada Ibu hamil dan Ibu Menyusui
Penggunaan pada Ibu hamil :
Kategori B: Studi pada binatang
percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin, tetapi
belum ada studi terkontrol pada ibu hamil.
Penggunaan pada Ibu menyusui :
Produk amoxicillin, seperti Yusimox,
dapat dikonsumsi oleh ibu menyusui. Obat ini terkadang menyebabkan diare
ringan, ruam, dan kantuk, pada bayi yang disusui. Namun, kondisi ini
biasanya tidak memerlukan penanganan medis. Hubungi dokter bila bayi tidak mau
menyusu, atau mengalami ruam kulit, diare berat, maupun infeksi jamur
mulut, selama Anda menjalani terapi dengan obat ini.