METHYLPREDNISOLONE 4 MG merupakan obat golongan glukokortikoid turunan prednisolon yang mempunyai efek kerja dengan cara mengikat dan mengaktifkan reseptor glukokortikoid intraseluler, reseptor glukokortikoid yang diaktifkan berikatan dengan daerah promotor DNA (yang dapat mengaktifkan atau menekan transkripsi) dan mengaktifkan faktor transkripsi yang mengakibatkan inaktivasi gen melalui deasetilasi histon. Obat ini diindikasikan untuk keadaan alergi, autoimun dan mengurangi peradangan atau supresi inflamasi pada berbagai kondisi, termasuk radang sendi (arthritis), radang usus, asma, psoriasis, lupus, hingga multiple sclerosis. INFORMASI OBAT INI HANYA UNTUK KALANGAN MEDIS. Obat ini diindikasikan untuk keadaan alergi dan mengurangi peradangan atau supresi inflamasi.
Indikasi Obat
Methylprednisolone Obat ini diindikasikan untuk keadaan alergi dan mengurangi peradangan atau supresi inflamasi.
Dosis Obat dan Aturan Pakai
PERHATIAN : Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan
intruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat
badan, dsb. Dosis yang tertera disini adalah dosis umum.
Dosis awal :
Dewasa : 4 - 80 mg/hari. Anak : 0.8 - 1.1 mg/kg BB.
Dosis pemeriharaan :
Dewasa : 4 - 8 mg/hari dosis ditingkatkan menjadi 16 mg/hari. Anak : 2 - 4 mg/hari, dapat ditingkatkan sampai 8 mg/hari.
Dosis substitusi : 4 - 8 mg/hari, dalam keadaan stres ditingkatkan menjadi 16 mg/hari.
Aturan Pakai :
Gunakanlah obat ini setelah makan.
Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
Gunakanlah
antara satu dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali
sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh
sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang
sama setiap hari.
Kontra Indikasi dan Peringatan
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini :
Penderita yang sensitif terhadap kandungan dalam obat ini.
Infeksi jamur sistemik kecuali terapi antiinfeksi spesifik digunakan;
Admin IM pada purpura trombositopenik idiopatik. Admin intratekal.
Pemberian vaksin hidup atau hidup yang dilemahkan secara bersamaan (pada
pasien yang menerima dosis imunosupresif).
Peringatan :
Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Methylprednisolone tidak
boleh digunakan pada orang yang alergi terhadap obat ini atau obat
prednisone.
Beri tahu dokter jika Anda pernah atau sedang mengalami penyakit infeksi, terutama infeksi jamur, cacingan, abses, atau herpes. Beri tahu juga jika Anda kontak erat dengan penderita TBC, cacar, atau campak.
Beri tahu dokter jika Anda menderita diabetes, hipertensi,penyakit ginjal, penyakit liver, penyakit jantung, osteoporosis, katarak, glaukoma, atau penyakit tiroid.
Beri tahu dokter jika Anda sedang atau pernah menderita radang usus, tukak lambung, divertikulitis, gangguan pembekuan darah, myasthenia gravis, pheochromocytoma, depresi, psikosis, atau kejang.
Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan methylprednisolone
sebelum menjalani vaksinasi, operasi, atau prosedur medis apa pun.
Jangan mengonsumsi minuman berakohol setelah menggunakan methylprednisolone, karena dapat meningkatkan risiko perdarahan di saluran pencernaan.
Beri tahu dokter jika sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan methylprednisolone
jika Anda sedang menggunakan obat lain, termasuk suplemen dan produk
herbal. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi interaksi obat.
Hindari kontak erat dengan penderita infeksi yang mudah menular,
seperti flu, cacar air, atau campak, jika Anda mengonsumsi
methylprednisolone dalam jangka panjang. Konsultasikan juga dengan
dokter sebelum menggunakan vaksin jenis apa pun.
Segera laporkan ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat, efek samping serius, atau overdosis, setelah menggunakan methylprednisolone.
Efek Samping
Methylprednisolone umumnya ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, ada efek samping yang perlu diperhatikan.
Efek samping Methylprednisolone meliputi :
Penekanan adrenal, reaksi anafilaktoid, imunosupresi, miopati akut,
sarkoma Kaposi, gangguan kejiwaan (misalnya depresi, euforia, insomnia,
perubahan suasana hati, perubahan kepribadian), peningkatan kerentanan
dan keparahan infeksi, gangguan penyembuhan, HTN, Na dan retensi cairan,
kolaps CV (dosis tinggi), tukak lambung, katarak subkapsular, atrofi
kulit, jerawat, kelemahan otot, retardasi pertumbuhan, penurunan K
darah; depresi kulit dermal/subdermal pada tempat inj. Topikal: Gatal,
eritema terbakar, vesikulasi; jarang, folikulitis, hipertrikosis,
dermatitis perioral, perubahan warna kulit, reaksi alergi pada kulit.
Adverse Drug Event (ADE)
Penggunaan
dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Jika terjadi
reaksi berlebihan segera konsultasikan kepada dokter.
Interaksi Obat
Hati-hati
saat menggunakan Methylprednisolone dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi
antara Methylprednisolone dengan obat-obat berikut :
Peningkatan risiko terjadinya kejang jika digunakan dengan ciclosporin.
Peningkatan risiko terjadinya hipokalemia jika digunakan dengan amphotericin B atau diuretik.
Peningkatan risiko terjadinya perdarahan saluran cerna jika digunakan dengan obat antiinflamasi nonsteroid.
Peningkatan risiko terjadinya gangguan otot jika methylprednisolone dosis tinggi digunakan dengan obat pelemas otot (muscle relaxant).
Peningkatan risiko terjadinya efek samping jika digunakan dengan tacrolimus, cyclophosphamide, ketoconazole, atau cimetidine.
Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan dengan obat antikoagulan, seperti warfarin.
Penurunan kadar dan efektivitas methylprednisolone jika digunakan bersama rifampicin, phenobarbital, atau phenytoin.
Penurunan efektivitas obat antikolinesterase, seperti pyridostigmine, dalam mengatasi myasthenia gravis.
Penurunan efektivitas dari obat isoniazid, aspirin, pancuronium, atau vecuronium.
Penurunan efektivitas vaksin hidup, seperti vaksin influenza atau vaksin BCG.
Pengawasan Klinis
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini :
Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika pernah mengalami reaksi alergi saat mengonsumsi obat.
Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita gangguan ginjal.
Hentikan penggunaan dan kunjungi dokter Anda jika terjadi tanda-tanda alergi.
Penggunaan pada ibu hamil sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu pada dokter.
Penggunaan pada Ibu Hamil dan Ibu Menyusui
Penggunaan pada Ibu Hamil :
Kategori C: Studi pada binatang percobaan
memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada
studi terkontrol pada ibu hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Penggunaan pada Ibu Menyusui :
Methylprednisolone dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini tanpa arahan dari dokter.