Fluconazole adalah obat antijamur yang digunakan untuk mengatasi kandidiasi orofaringeal, kandidiasis sistemik, subcutan atau invasif, meningitis kriptokoka supresi relaps pada pasien AIDS.
Indikasi Obat
Fluconazole digunakan untuk meredakan cryptococcosis, termasuk meningitis kriptokokal dan infeksi pada tempat lain. Terapi dapat diberikan pada pasien umum dan pasien AIDS, transplantasi organ, atau gangguan sistem imun lain, Kandidiasis sistemik, termasuk kandidemia, Kandidiasis mukosa, Kandidiasis genital yaitu kandidiasis vagina, baik akut atau kambu- han (untuk kemasan oral).
Dosis Obat dan Aturan Pakai
Perhatian : Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan instruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat badan, dsb. Dosis yang tertera di sini adalah dosis umum.
Dosis Fluconazole untuk meningitis kriptokokal dan infeksi
Dosis awal 400 mg pada hari pertama, selanjutnya 1x sehari 200mg- 400mg. Untuk mencegah kekambuhan pada pasien AIDS, sete lah satu kuur terapi lengkap, berikan sehari 200 mg.
Dosis Fluconazole untuk kandidemia
Umumnya diawali dengan dosis 400 mg dihari pertama, diikuti dengan 200 mg/hari Dosis dapat ditingkat kan menjadi 400 mg/hari tergantung keadaan klinis.
Dosis Fluconazole untuk kandidiasis orofaring
Sehari 1x 50-100 mg selama 7.14 hari. Pada pasien dengan gangguan imun berat, pemberian dapat diteruskan. Untuk kandidiasis oral atropik yang berhubungan dengan gigi palsu sehari 1x 50 mg selama 14 hari disertai pemberian antiseptik lokal pada gigi tersebut. Untuk mencegah kekambuhan kandidiasis orofaring pada pasien AIDS 150 mg. 1x seminggu setelah satu kultur terapi selesai.
Dosis Fluconazole untuk kandidiasis mukosa lain (kecuali kandidiasis genital) seperti esofagitis, infeksi bronkus paru non-invasif, kandiduria, kandidiasis mukokutan
Dosis efektif sehari 50-100 mg selama 14-30 hari.
Dosis Fluconazole untuk kandidiasis vagina
150 mg dapat diberikan sebagai dosis tunggal oral. Lama terapi tergantung respon klinis.
Aturan pakai :
Obat ini dapat digunakan sebelum atau sesudah makan.
Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
Gunakanlah antar satu dosis dengan dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang sama setiap hari.
Apabila ada dosis yang terlewatkan akibat lupa, maka begitu ingat dianjurkan untuk segera meminumnya apabila dosis berikut masih lama sekitar 5 jam atau lebih. Tidak boleh menggandakan dosis Fluconazole pada jadwal minum berikutnya sebagai ganti untuk dosis yang terlewat.
Kontraindikasi dan Peringatan
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal di bawah ini :
Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika pernah mengalami reaksi alergi saat mengonsumsi Fluconazole.
Fluconazole berhubungan dengan kasus toksisitas hepatik, terutama sada penderita dengan kondisi kesehatan yang serius. Pada kasus fluconazole berhubungan dengan hepatotoksisitas, tidak berhubungan secara jelas antara dosis maksimal sehari dengan waktu penggunaan, Jenis kelamin dan umur dari penderita telah diamati. Hepatotoksisitas fluconazole dapat dihilangkan dengan penghentian terapi.
Hindari mengonsumsi obat ini melebihi dosis anjuran karena dapat meningkatkan risiko kerusakan fungsi hati.
Penderita AIDS lebih cenderung timbul reaksi yang berhubungan dengan kulit atau dengan obat lain. Jika reaksi ruam timbul pada penderita infeksi fungal superficial yang diterapi menggunakan fluconazole, maka terapi harus dihentikan.
Pada penderita dengan infeksi fungal sistemik/infasif timbul ruam, maka harus dimonitor dan penggunaan fluconazole harus dihentikan jika timbul lesi atau timbul erythema multiformel.
Efek Samping
Fluconazole umunya ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, ada efek samping yang perlu diperhatikan. Efek samping Fluconazole meliputi :
Mual.
Muntah.
Sakit kepala.
Sakit perut.
Diare.
Kembung.
Ruam.
Dosis besar atau penggunaan dalam jangka lama dapat menyebabkan gangguan fungsi hati.
Adverse Drug Event (ADE)
Penggunaan dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Gejala overdosis Fluconazole dapat menyebabkan risiko hepatotoksisitas. Jika kondisi ini terjadi segera melapor ke dokter Anda.
Interaksi Obat
Hati - hati saat menggunakan Fluconazole bersamaan dengan obat lain. Interaksi yang dapat terjadi antara Fluconazole adalah sebagai berikut :
Antikoagulan, pada penderita yang mendapat coumarin sebagai antikoagulan kadar prothrombin harus dimonitoring dengan seksama.
Phenytoin, jika diperlukan kedua obat tersebut dapat digunakan bersamaan, kadar phenytoin harus dimonitor dan dosis phenytoin harus disesuaikan dengan kadar terapi.
Rifampicin, pada penderita yang menggunakan rifampicin secara bersamaan, peningkatan dosis fluconazole harus dipertimbangkan. Karena rifampicin dapat menurunkan kadar fluconazole dalam darah.
Zidovudine, penderita yang menggunakan kombinasi ini harus dimonitoring efek samping dari zidovudine. Karena meningkatkan risiko terjadinya kerusakan hati.
Sulfonylureas Fluconazole dan oral sulfonylureas (chlorpropamide, glibenclamide, glipizide dan tolbutamide) dapat diberikan pada penderita diabetes, tetapi ada kemungkinan terjadi hipoglikemia.
Pengawasan Klinis
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini:
Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika pernah mengalami reaksi alergi saat
mengonsumsi obat mengandung fluconazole.
Hindari mengonsumsi obat ini melebihi dosis anjuran karena dapat meningkatkan risiko
kerusakan fungsi hati dan ginjal.
Penggunaan pada ibu hamil sebaiknya hanya digunakan jika sangat diperlukan saja.
Penggunaan pada ibu menyusui dapat mengontaminasi ASI, sehingga penggunaan pada ibu menyusui tidak direkomendasikan.
Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
Penggunaan pada Kehamilan
Fluconazole digolongkan sebagai
obat kategori C untuk ibu hamil. Untuk menghindari risiko yang mungkin terjadi sebaiknya obat
ini hanya digunakan berdasarkan hasil konsultasi kepada dokter spesialis kandungan jika sangat
dibutuhkan saja selama masa kehamilan.
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Fluconazole diketahui dapat masuk dan mengontaminasi ASI ibu
menyusui. Fluconazole dianggap masih cukup aman dikonsumsi ibu menyusui
asalkan sesuai dosis anjuran. Oleh karena itu, penggunaan obat ini dianggap cukup aman
asalkan dikonsumi dalam dosis anjuran dan sebaiknya di beri jeda waktu sebelum pemberian
ASI setelah konsumsi obat, hal itu untuk menghindari kemungkinan efek samping yang
ditimbulkan.