Soldextam merupakan obat kombinasi dari dexamethason 0,5 mg dan dexchorpheniramine maleate 2 mg. Cara kerja obat ini dexmethason sebagai antiinflamasi, antireumatik,dan antialergi dan dexchorpheniramine maleate sebagai antihistamin H .Soldextam digunakan untuk mengatasi kasus alergi yan membutuhkan terapi dengan kortikosteroid seperti pada asma bronkial, rhinitis alergi, dermatitis atopik, dermatitis kontak, konjuntivitas karena alergi dan keratitis.
Indikasi Obat
Soldextam diindikasikan untuk hay fever berat, asma bronkial kronik, rinitis alergi, dermatitis
kontak & atopik, reaksi kulit akibat obat, serum sickness,
konjungtivitis alergi, keratitis & ocular inflammatory disorders.
Dosis Obat dan Aturan Pakai
PERHATIAN : Pastikan dosis yang Anda gunakan sesuai dengan
intruksi dokter dengan mempertimbangkan keparahan penyakit, usia, berat
badan, dsb. Dosis yang tertera disini adalah dosis umum.
Dewasa : 1-2 kaplet 4 x perhari.
Anak -anak : 1/2 kaplet 3-4 x perhari.
Aturan Pakai :
Gunakanlah obat ini pada saat makan dan sebelum tidur.Telan kaplet Soldextam dengan bantuan air putih.
Selalu ikuti anjuran dokter atau petunjuk penggunan yang tertera pada kemasan sebelum mulai mengonsumsinya.
Gunakanlah
antara satu dosis lainnya pada jarak jam yang sama, misalkan dua kali
sehari berarti per 12 jam, tiga kali sehari berarti per 8 jam. Oleh
sebab itu, untuk memudahkan usahakan untuk mengonsumsinya pada jam yang
sama setiap hari.
Kontra Indikasi dan Peringatan
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini :
Pasien hipersensitif terhadap kandungan dalam obat ini.
Beri tahu dokter jika Anda memiliki tukak lambung, tukak usus dua belas jari, diabetes, hipertensi, glaukoma, asma, emfisema, penyakit jantung, atau hipertiroidisme.
Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda sedang mengalami kesulitan buang air kecil, misalnya karena pembesaran prostat atau sumbatan kandung kemih.
Bicarakan terlebih dahulu dengan dokter mengenai penggunaan Soldextam jika Anda pernah atau sedang mengalami penyakit liver, myasthenia gravis, radang usus penyakit ginjal, katarak, atau gangguan mental, seperti depresi.
Beri tahu dokter jika Anda sedang menderita penyakit infeksi tertentu, seperti malaria, infeksi jamur, cacar air, atau tuberkolosis.
Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Anda sedang hamil, berencana hamil, atau sedang menyusui.
Informasikan
kepada dokter mengenai semua obat yang sedang Anda gunakan, termasuk
suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi
interaksi antarobat.
Hindari konsumsi minuman beralkohol
selama menjalani terapi dengan Soldextam. Kombinasi alkohol dan obat
berisi dexamethasone bisa memicu timbulnya perdarahan saluran cerna.
Jangan
langsung mengemudi atau melakukan aktivitas lain yang memerlukan
kewaspadaan jika timbul pusing, kantuk, atau penglihatan buram setelah
minum obat ini. Pastikan kondisi Anda sudah benar-benar prima sebelum
melakukan kegiatan tersebut.
Beri tahu
dokter bahwa Anda sedang menggunakan Soldextam sebelum menjalani
vaksinasi dengan vaksin apa pun. Kandungan dexamethasone pada Soldextam
bisa menurunkan efektivitas vaksin tertentu.
Hindari
kontak erat dengan orang yang mengalami infeksi menular, seperti flu,
cacar air, atau campak. Penggunaan obat alergi berbahan dexamethasone,
terutama yang jangka panjang, dapat membuat Anda mudah terserang
penyakit tersebut.
Beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan Soldextam jika direncanakan untuk menjalani operasi, termasuk operasi gigi.
Segera ke dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah minum Soldextam.
Efek Samping
Soldextam umumnya ditoleransi baik oleh tubuh. Namun demikian, ada efek samping yang perlu diperhatikan.
Penggunaan
dosis tinggi melebihi anjuran dapat menyebabkan overdosis. Jika terjadi
reaksi berlebihan segera konsultasikan kepada dokter.
Interaksi Obat
Hati-hati
saat menggunakan Soldextam dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi
antara Soldextam dengan obat-obat berikut :
Peningkatan risiko terjadinya efek
samping berbahaya berupa sulit buang air kecil, jantung berdebar, atau
linglung, jika digunakan bersama antidepresan trisiklik, seperti amitriptyline dan maprotiline.
Peningkatan efek kantuk dari dexchlorpheniramine jika digunakan dengan obat pereda nyeri opioid atau obat tidur.
Peningkatan risiko terjadinya gangguan otot atau gangguan otot jantung jika digunakan dengan hydroxychloroquine.
Peningkatan risiko terjadinya tendinitis dan tendon robek jika dexamethasone digunakan bersama antibiotik quinolone.
Peningkatan risiko muncul dan memburuknya tukak lambung jika digunakan bersama obat antiinflamasi non-steroid (NSAID).
Peningkatan risiko terjadinya hipokalemia jika digunakan dengan obat diuretik, acetazolamide, atau obat pencahar.
Peningkatan risiko terjadinya kelainan darah jika digunakan bersama obat antihipertensi golongan ACE Inhibitor.
Peningkatan risiko terjadinya memar atau perdarahan jika digunakan dengan obat antikoagulan oral, seperti warfarin.
Peningkatan risiko terjadinya efek samping dexamethasone jika digunakan dengan obat yang mengandung estrogen, seperti pil KB; obat antijamur, seperti ketoconazole; obat HIV jenis protease inhibitor, seperti ritonavir; atau antibiotik golongan makrolid, seperti azithromycin atau erythromycin.
Penurunan efektivitas dexamethasone jika digunakan dengan carbamazepine, phenytoin, rifampicin, atau cholestyramine.
Penurunan efektivitas vaksin hidup, seperti vaksin MMR.
Penurunan efektivitas obat antidiabetes, seperti metformin atau insulin suntik; atau isoniazid.
Pengawasan Klinis
Sebelum dan selama menggunakan obat ini, harap perhatikan hal-hal dibawah ini :
Sampaikan pada dokter atau apoteker Anda jika pernah mengalami reaksi alergi saat mengonsumsi obat.
Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita gangguan ginjal dan gangguan fungsi hati berat.
Hentikan penggunaan dan kunjungi dokter Anda jika terjadi tanda-tanda alergi.
Penggunaan pada ibu hamil sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu pada dokter.
Penggunaan pada Ibu Hamil dan Ibu Menyusui
Penggunaan pada Ibu Hamil :
Kategori C: Studi pada binatang
percobaan memperlihatkan adanya efek samping dari dexamethasone terhadap
janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. Soldextam hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Penggunaan pada Ibu Menyusui :
Kandungan dexchlorpheniramine pada
Soldextam mungkin bisa menurunkan produksi ASI. Sementara itu, belum ada
data memadai perihal keamanan dexamethasone terhadap ibu menyusui
maupun bayinya. Tanyakan kepada dokter mengenai obat
lain yang lebih aman untuk mengatasi alergi selama masa menyusui,
terutama jika bayi lahir prematur atau usianya belum genap 1 bulan.